![]() |
| Foto: Cong Kenek |
Apa adanya sajalah. Nggak usah sok. Termasuk urusan masuk hotel. Mending jujur kalau belum pernah masuk hotel elite daripada sok pengalaman.
Rambut Cong Kenek baru saja dipotong. Pantas saja dia terlihat klimis. Kemanamana necis, meskipun tipis picis, penting selalu narsis. Begitulah sikap Cong Ke nek saat mengikuti rapat di ho tel keren akhir pekan ke marin. Dia mendapat tempat satu kamar dengan Man Kapit yang berasal dari Lumajang. Man Kapit saat bersama Mat Tasan dan Mat Pi’i kebetulan berniat mengerjain Cong Kenek. “Kamu sudah berapa kali ke hotel Cong?” tanya Man Kapit. “Paling gak pernah. Baru kali ini paling ya,” ledek Mat Tasan. Cong Kenek mengelak. Dia lantas se sumbar pada dua rekan asal Lumajang itu. “Sori ya mas bro, saya sudah keluar masuk hotel elite berulang kali,” ujarnya dengan sombongnya. “Gak perlu nggacor Cong, buktikan saja lah,” tantang Man Kapit. Usai ngobrol, ketiga ka wanan ini bubar ke kamarnya masing-masing. Cong Kenek bareng Man Kapit, Mat Tasan dengan teman lainnya. Saat hendak naik lift, Man Kapit mulai beraksi.
“Cong, tolong diketuk pintu liftnya, biar dibuka,” pinta Man Kapit. Cong kenek tak mengelak. Bahkan dia sampai berucap salam. “Assalamualaikum,” ucapnya sambil mengetuk pintu lift. Man Kapit diam saja sambil menahan tawa. Dia cuma mesam-mesem pada seorang perempuan seksi yang tak lain adalah petugas hotel. Petugas yang cuma mengenakan rok mini itupun sempat terpingkal-pingkal saat melihat gaya Cong Kenek. Disitulah, Man Kapit tahu kalau Cong Kenek hanya nggedabrus. Aslinya tak pernah masuk hotel elite.
Saat hendak masuk lift, Man Kapit masih sempat-sempatnya mengerjain Cong Kenek. “Eh Cong, kalau naik lift di hotel elite, sandalnya harus dilepas,” ucapnya dengan lagak serius. Cong Kenek manut saja, saat masuk dia sempat melepas sandal. Lagilagi Man Kapit menahan tawa. Karena gak tega, Man Kapit menyuruh sandalnya dipakai lagi. Hal itu diungkapkan sambil tertawatawa karena melihat aksi kocak Cong Kenek. Usai melewati lift, Man Kapit menyerahkan kartu kamar pada Cong Kenek. “Aku kan gak pernah masuk hotel Cong, jadi kuserahkan padamu saja lah kunci ini,” ucap Man Kapit. Cong kenek menerimanya dengan PD. Sambil keduanya menuju kamar yang ditunjuk oleh resepsionis hotel.
Sesampainya di depan pintu, Cong Kenek yang diberi kartu hanya terdiam. “Ayo Cong, aku sudah capek. Cepat dibuka biar bisa istirahat aku,” ungkap Man Kapit. “Sebentar Man, ini masih kucarikan cara. Kunci pintu ini beda dengan pintu hotel lainnya,” ucapnya. Man Kapit diam sambil menahan tawa. Dia lantas pura-pura manut pada Cong Kenek. “Oke Cong, aku manut kamu ajalah, mau diapain apa katamu saja,” ungkapnya. Hal itu membuat semua cara dilakukan Cong Kenek. Pertama menarik gagang pintu, diputarputar. Tetap tidak bisa dibuka. Sampai akhirnya dia menyerah. Dia hanya merabaraba ada salah satu kotak kecil seukuran kartu yang dipegang. Dimasukkan saja kartu itu sampai bolak-balik. Tapi tetap saja tidak terbuka. Sampai akhirnya Man Kapit turun tangan. “Paling begini Cong,” ucapnya sambil memasukkan kartu, lalu memutar gagang pintu. Terbukalah pintu kamar mereka. Lagi-lagi Man Kapit masih sempat ngempet tawa sampai perutnya kembung. Setelah pintu terbuka, Cong Kenek langsung masuk. Sementara Man Kapit masih sibuk menerima telepon di depan pintu. Sekitar 10 menit kemudian baru dia masuk kamar hotel. Man Kapit keheranan. Karena lampu kamar mati. “Kok gelap Cong,” tanya Man Kapit. “Iya, padam Man, kita tunggu nyala saja,” jawabnya enteng.
Man Kapit baru sadar, jika kartu kamar masih melekat di luar. Dengan kartu itulah aliran listrik bisa tersambung untuk menyalakan semua perangkat di dalam kamar. Saat dimasukkan dalam kotak kecil di bagian dalam kamar dekat pintu, lampu nyala, AC dan TV sudah bisa dinyalakan. “Oalaaaaah, dasar kamu ini Cong-Cong. Masak urusan lampu sampai dibilang padam. Pakek kartunya terus dipasang,” ungkap Man Kapit sambil terbahak-bahak. Sementara Cong Kenek cuma plonga-plongo. Tak berselang lama, Mat Tasan datang. “Ada apa rek, kok rame ae,” tanyanya. “Biasa lah Mat, ini loh mat, kata Cong Kenek tadi lampunya padam,” jelas Man Kapit. Spontan ucapan itu bikin Mat Tasan dan Man Kapit terpingkal-pingkal. Sementara Cong Kenek hanya terbelalak. “Lawong beda dengan hotel lainnya kan rek,” kilah Cong Kenek. Ketiganyapun saling meledek. Cong Kenek paling parah jadi sasaran.

Posting Komentar