Anies: Punya Raport Merah, Petahana Kita Pulangkan ke Kampung

Anies Baswedan saat debat kedua
Anies Baswedan saat debat kedua. (Istimewa)
ngawicybers.blogspot.com. Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak warga untuk sama-sama menyelamatkan Jakarta dari kepemimpinan Pemprov DKI saat ini. Apalagi, kata Anies, saat ini nilai rapor kinerja Pemprov DKI Jakarta merah.

"Kalau rapornya merah diluluskan apa enggak? Enggak usah ikut lagi. Tapi kalau maksa mau ikut, ya terpaksa kita hentikan," kata Anies saat bertemu dengan alumni Universitas Indonesia di Inn Sofyan Hotel, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017).

Anies mengatakan dia dan cawagub, Sandiaga Uno, tak ingin menantang pasangan calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Dia hanya ingin menghentikan petahana.

"Dengan rapor merah itu kita ganti saja. Jadi beliau (petahana) kita siapkan untuk kembali ke kampung halaman, dan Jakarta dibebaskan dari kotak-kotak," ujar Anies, seperti diberitakan Kompas.com.

Sementara itu, Anies mengatakan, materi debat kedua pada Jumat (27/1/2017) kemarin merupakan hasil diskusi dengan banyak pihak. Data dan kutipan itu merupakan copy-paste dari beberapa pihak yang ikut berdiskusi.

"Nanti tanggal 15 (Februari 2017) bergerak semua dengan peran masing-masing agar Jakarta bisa berubah dan petahana dicukupkan tugas sampai di sini," kata Anies.

Ia menilai, Pemprov DKI Jakarta belum berhasil membuat sistem transportasi terintegrasi di Jakarta. Salah satu contoh kegagalan penyusunan tersebut adalah Koridor 13 Transjakarta.

"Contoh paling tragis kegagalan menyusun transportasi terintegrasi adalah koridor 13 dari Mampang sampai Kebayoran Lama," kata Anies.

Hasil kajian bersama tim, ada temuan menarik terkait Koridor 13 Transjakarta. Temuan itu, yakni tidak terintegrasinya halte Transjakarta dengan Mass Rapid Transportation (MRT). Penumpang Transjakarta harus berjalan hingga 500 meter untuk mencapai MRT.

"Jadi orang turun dari busway, turunnya luar biasa tingginya. Sesudah itu dia harus jalan 500 meter masuk ke MRT," kata dia.

Padahal, kata Anies, sistem transportasi di seluruh dunia sudah tersambung. Dia pun menyayangkan kerja konsultan yang dikontrak Pemprov DKI Jakarta untuk merancang sistem transportasi tersebut.

"Sementara ongkos konsultan perencana Rp 200 miliar, dan itu salah tentukan halte. Saya rasa anak SMK sedang belajar pun bisa tentukan," ujar Anies.