Petugas Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Ngawi, Mahmud, mengatakan Benteng Pendem Ngawi selama ini dikelola oleh TNI AD, yang dalam hal ini adalah Batalyon Yon Armed 12 Ngawi. Sehingga, secara otomatis pengembangan objek wisata budaya tersebut menunggu izin dari Mabes TNI AD.
"Pelaksanaan pembangunan sejumlah objek wisata di Ngawi, seperti Benteng Pendem dan Waduk Pondok, baru bisa dilakukan setelah ada MOU atau kerja sama dengan pihak-pihak terkait selaku pengelolanya. Dalam hal ini TNI AD untuk Benteng Pendem dan Balai DAS Bengawan Solo untuk Waduk Pondok," ujar Mahmud kepada wartawan, Sabtu (23/1/2016).
Mahmud menjelaskan Pemkab Ngawi telah menyediakan dana Rp6 miliar pada tahun 2015 untuk pembangunan sejumlah tempat wisata di wilayahnya. Yakni, Benteng Pendem Ngawi, Waduk Pondok, dan Taman Wisata Tawun. Karena belum ada izin, dana tersebut terpaksa masuk dalam Silpa.
"Sambil menunggu izin dari TNI, anggaran kemarin yang tersedia di 2015 akan digunakan untuk pembangunan Taman Wisata Tawun yang secara otoritas milik Pemkab Ngawi," kata dia.
Pihak Pemkab Ngawi berharap, izin yang telah diajukan sejak beberapa tahun lalu tersebut segera turun. Sehingga, renovasi Benteng Pendem Ngawi dapat segera dilakukan guna mendukung pengembangan pariwisata di daerah setempat.
Sejak dibuka untuk umum, Benteng Pendem Ngawi telah menjadi tempat tujuan wisata budaya dan sejarah primadona di kabupaten setempat. Kondisi bangunannya yang megah dan bernuansa zaman penjajahan Kolonial Belanda, semakin menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung.
Data Batalyon Yon Armed 12 Ngawi selaku pengelola Benteng Pendem Ngawi mencatat, jumlah pengunjung yang datang ke Benteng Pendem saat ini rata-rata mencapai 3.000 orang per bulan.
Pihak Yon Armed 12 Ngawi juga telah menyatakan dukungannya kepada pemkab Ngawi untuk membenahi Benteng Pendem Ngawi menjadi tempat wisata andalan di kabupaten setempat. Namun, hal itu masih menunggu izin dari Mabes.
Seperti diketahui, Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Benteng itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng itu dulunya juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.
Setelah kemerdekaan, benteng tersebut digunakan oleh TNI AD dalam hal ini Yon Armed 12 sebagai gudang senjata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai gudang senjata, Benteng Pendem Ngawi kini telah dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejak akhir tahun 2011.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2016/01/23/470/1295264/izin-belum-turun-renovasi-benteng-van-den-bosch-terbengkalai
Posting Komentar